Memuat

Harap tunggu beberapa saat
kami menyiapkan semuanya untuk Anda!

Sejarah

Pada 18 Agustus 1994 dibentuk satu Lembaga Buddhis baru yang diberi nama Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) dengan Dra. S. Hartati Murdaya sebagai Ketua Umum dan Drs. Oka Diputhera sebagai Sekretaris Jenderal. Bermula dari undangan yang ditujukan ke Dra. S. Hartati Murdaya untuk menghadiri pertemuan bersama ICMI, ISKA, PIKI, ICHI (d/h FCHI) dalam rangka mencegah terjadinya disintegrasi bangsa karena pada saat itu muncul gerakan separatisme di KTI (Kawasan Timur Indonesia). Sang waktu mencatat bahwa berbagai percakapan informal diantara para pucuk pimpinan, melahirkan sebuah kerinduan untuk bertemu secara formal dalam suatu sarasehan ataupun curah pendapat. Momentum kebersamaan para cendekiawan tersebut berlangsung hingga ditandatanganinya Pernyataan Bersama Cendekiawan Indonesia yang ditandatangani oleh KCBI, ICMI, PIKI, ICHI (d/h FCHI) dihadapan Wakil Presiden RI ke-6, Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno di Gedung Pancasila Pejambon Jakarta. Pernyataan Bersama Cendekiawan Indonesia yang mempunyai arti sangat monumental, karena Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ditempatkan pada konfigurasi yang tepat sebagai acuan utama arahan kebijakan maupun arahan kebijakan berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pernyataan dimaksud memuat hal-hal substansial mengenai kualitas sumber daya manusia Indonesia, kelak pernyataan itu akan menjadi issue utama disegenap aspek kehidupan dan diprediksi sebagai “Prime Mover” bagi suksesnya pembangunan nasional sebagai pengalaman Pancasila