Berita
Dihadiri Hartati Murdaya dan Para Menteri, 2.569 Lampion & 450 Drone Hiasi Langit Borobudur di Waisak 2025!
Wednesday, 28 May 2025 08:00

Sebanyak 2569 lampion menerangi langit Borobudur pada momen Hari Tri Suci Waisak Nasional 2569 Buddhis Era Tahun 2025 pada hari Senin (12/5/2025). Momen sakral ini menjadi magnet ribuan pengunjung yang ingin menyaksikan pesona keindahan pelepasan lampion di Candi Borobudur. Sebagaimana tujuan mulia Ketua Umum DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Ibu Dra. S. Hartati Murdaya untuk menjadikan Borobudur pusat ibadah umat Buddha Indonesia dan dunia.
Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Dra. S. Hartarti Murdaya bersama sejumlah menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju, menerbangkan lampion di Taman Lumbini, Kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada Senin, 12 Mei 2025. Ritual ini digelar menjelang detik-detik puncak peringatan Hari Tri Suci Waisak 2569 B.E Tahun 2025 yang jatuh pada pukul 23.55.29 WIB. Acara dimulai dengan prosesi penyalaan lilin yang diletakkan di altar Candi Borobudur. Penyalaan ini dilakukan Ketum WALUBI S. Hartati Murdaya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, dan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar.
Mereka tampak memegang tongkat obor berwarna perak yang digunakan untuk menyalakan sebuah lilin besar. Api yang berkobar merupakan api abadi yang diambil dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. Selanjutnya, para peserta melakukan meditasi dengan khidmat, dipandu seorang biksu asal Thailand. Semua peserta memejamkan mata dan mengikuti proses meditasi dalam suasana tenang. Kemudian, prosesi penerbangan lampion dilakukan secara berkelompok. Hartarti berada satu regu dengan Menag Nasaruddin Umar beserta istrinya, Helmi Halimatul Udhma, serta Menko AHY bersama sang istri, Annisa Pohan Yudhoyono.
Mereka kompak memegang setiap sisi lampion, memastikan udara panas dari api terkumpul dengan baik sebelum lampion mengudara. Doa dan harapan pun dipanjatkan bersama untuk masa depan yang lebih baik. Tak lama kemudian, lampion-lampion itu terbang dengan sempurna, menghiasi langit Candi Borobudur. Prosesi ini juga diikuti umat Buddha serta masyarakat umum yang turut memeriahkan malam menjelang Waisak.
Langit Borobudur pun berubah menjadi lautan cahaya yang indah, dipenuhi lampion berwarna-warni yang melambangkan harapan dan kedamaian. Selain pelepasan lampion, pada momen Waisak 2569 BE di Candi Borobudur ini juga dimeriahkan dengan drone show yang menampilkan visual tentang perjalanan suci dari Sang Buddha Gautama semasa hidup hingga Parinibbana.
Ketua Panitia Festival Lampion Waisak 2569 BE Fatmawati menyampaikan bahwa sebanyak 2.569 lampion dilepaskan ke langit melambangkan tahun perayaan Waisak kali ini. “Peserta datang dari beragam latar belakang dengan tujuan untuk turut merasakan kesakralan prosesi Waisak di Borobudur. Di bawah cahaya bulan dan kilauan ribuan lampion, menjadi momentum untuk merenung dan merasakan kedamaian sejati lahir dari dalam diri,” ujarnya.
Sebagai bagian dari inovasi perayaan Waisak, Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) bersama Drone Show Indonesia mempersembahkan pertunjukan spektakuler menggunakan 450 drone yang akan menghiasi langit malam. Visualisasi kisah hidup Sang Buddha dari kelahiran, pertapaan, pencerahan, hingga wafatnya akan dihidupkan secara naratif dalam format storytelling visual. “Harapannya, cerita ini dapat membawa makna Waisak lebih dalam dan dapat lebih mudah dimengerti oleh publik,” lanjut Fatmawati.
Pelepasan lampion dilakukan dalam dua sesi dan menjadi salah satu bagian dari rangkaian puncak Waisak 2025. Puncaknya ditandai dengan pemukulan lonceng tepat pukul 23:55:29 WIB, sebagai momentum spiritual yang sakral bagi umat Buddha.
Perayaan puncak Waisak 2025 mengusung tema: "Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia", yang dinilai relevan di tengah situasi global saat ini. Tak hanya pesona lampion dan pertunjukan visual, perayaan ini juga mengajak pengunjung menikmati sisi lain budaya lokal lewat Pasar Medang. Direktur Utama PT TWC, Febrina Intan, mengatakan bahwa Pasar Medang menghadirkan 60 pelaku UMKM dari Borobudur dan sekitarnya. Mereka menyajikan aneka kuliner tradisional dan produk kerajinan khas.“Sehingga pengunjung tidak hanya fokus pada lampion,”jelasnya.
Lebih dari sekadar tradisi meriah, pelepasan lampion dalam Hari Waisak menyimpan makna mendalam sebagai simbol pelepasan penderitaan, pencerahan batin, dan harapan akan kehidupan yang lebih baik. Simbolisme ini menjadi bagian penting dari peringatan kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Siddhartha Gautama, Sang Buddha, yang hingga kini terus menginspirasi jutaan orang di berbagai belahan dunia.