Memuat

Harap tunggu beberapa saat
kami menyiapkan semuanya untuk Anda!

Berita

Api Dharma Menyala Lagi! WALUBI Gelar Ritual Agung Sambut Waisak 2025

Friday, 23 May 2025 08:00

Perayaan Tri Suci Waisak 2569 B.E Tahun 2025 dimulai dengan prosesi sakral pengambilan Api Dharma dari sumber api alam Mrapen. Tradisi yang berlangsung khidmat ini menjadi langkah awal menuju puncak peringatan Waisak yang dipusatkan di Candi Borobudur.

Prosesi pengambilan api dilangsungkan pada Sabtu (10/5/2025) sekitar pukul 12.00 WIB di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Para bhikkhu sangha memimpin ritual, didampingi perwakilan majelis umat Buddha, Kementerian Agama, unsur TNI-Polri, pemerintah daerah, dan instansi lainnya.

Sebelum pengambilan api, acara diawali dengan penyalaan lilin panca warna yang merepresentasikan lima nilai luhur ajaran Buddha. Doa-doa suci atau paritta dibacakan oleh majelis-majelis seperti Sangha Theravada Dhamayut Indonesia, MBMI, Palpung, ZFZ Kasogatan, Sangha Mahayana Indonesia, dan Martrisia.

Api Dharma dari Mrapen diyakini memiliki nilai simbolis tinggi dalam ajaran Buddha. YM. Bhante Subhacaro menuturkan bahwa api ini melambangkan kebangkitan, pencerahan, dan semangat untuk menanggalkan sifat buruk dalam diri.

"Melalui api ini, diharapkan kita mampu membangkitkan jiwa-jiwa baik dalam diri serta menumbuhkan kesadaran untuk mengikis keserakahan, kebodohan, dan kebencian," jelas Bhante Subhacaro.

Menurutnya, ketika sifat-sifat negatif mampu dikendalikan, manusia dapat mengembangkan cinta kasih yang tulus dan mewujudkan perdamaian, tidak hanya dalam diri, tetapi juga secara global. Api Dharma adalah refleksi pengendalian diri dan kasih sayang universal.

Bhante Subhacaro menekankan bahwa perdamaian dunia lahir dari cinta kasih yang terus dipupuk. Jika manusia mampu meredam sifat tamak (lobha), maka simpati terhadap sesama makhluk akan tumbuh secara alami. Sebaliknya, keserakahan bisa memicu konflik bahkan peperangan.

Makna spiritual dari api ini selaras dengan tema Waisak 2025 yakni "Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia". Tema ini menjadi pengingat penting bahwa damai dimulai dari diri sendiri.

Prosesi pengambilan api ini tak hanya menjadi simbol seremonial, tetapi juga ajakan untuk melatih diri dalam perbuatan positif. Api Dharma menjadi perwujudan tindakan tenang dan spiritualitas yang sejati, sebagaimana diyakini dalam ajaran Buddha.

Setelah diambil dari Mrapen, Api Dharma dibawa ke Candi Mendut untuk disakralkan. Di sana, para Bhikkhu Sangha dan rohaniawan dari berbagai majelis membaca paritta suci sebelum api dilanjutkan ke Candi Borobudur untuk puncak Waisak.

Perjalanan menuju Candi Mendut memakan waktu sekitar empat jam. Setibanya di lokasi, api langsung diterima oleh Bhikkhu Sangha, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Bapak Nyoman Suriadarma, S.Pd., M.Pd., M.Pd.B serta Wakil Panitia Waisak Nasional Bapak Karuna Murdaya, dan tokoh agama lainnya.

Rangkaian suci ini dilaksanakan dalam suasana penuh ketenangan dan semangat persaudaraan. Kehadiran Api Dharma diharapkan mampu membakar semangat umat dalam menyebarkan cinta kasih dan kebijaksanaan, demi terwujudnya dunia yang damai. Kegiatan ini juga menjadi simbol keharmonisan antara umat Buddha, pemerintah, dan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga nilai-nilai spiritual dan kebangsaan.