Memuat

Harap tunggu beberapa saat
kami menyiapkan semuanya untuk Anda!

Berita

Menteri Agama RI Hadiri Langsung Silaturahmi Kebangsaan Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia

Tuesday, 5 November 2024 08:00

Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) menyelenggarakan acara "SilaturahmiKebangsaan" yang menghadirkan Menteri Kebudayaan RI Bapak Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., dan Menteri Agama RI Bapak Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A. di Ruang Lawu 1–2, Gedung Pusat Niaga Lantai 6, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada hari Selasa, 5 November 2024.Acara ini dipimpin oleh Ketua Panitia Ibu Carren Chaterina, S.H., M.H.

Dalam mewujudkan dan memperkuat kolaborasi pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan Candi Buddha di Indonesia melalui perspektif kebudayaan dan keagamaan menuju Indonesia Emas 2045, Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) menyelenggarakan Silaturahmi Kebangsaan. Menteri Agama RI dalam kesempatan itu berharap Umat Buddha Indonesia agar tetap menjaga kesakralan Borobudur sebagai tempat Ibadah. Menurutnya itu penting untuk menjaga spiritualitas Borobudur. "Borobudur itu banyak sekali fungsinya, tapi sekalipun fungsinya begitu banyak, fungsi kesakralannya tidak boleh dihilangkan, karena
Borobudur itu kebanggaan semuanya. Bukan hanya kebanggaannya Buddha, tapi kebanggaan dunia," ucap Menag di JIExpo pada Selasa (5/11/2024).

Demi menjaga kesakralan tersebut, Menag meminta seluruh umat agar tak melihat Borobudur hanya dari aspek ekonominya saja namun juga spiritualnya. Meski demikian, Nasaruddin Umar mengharapkan hal tersebut bisa beriringan antara peningkatan spiritualitas dan peningkatan ekonomi bagi warga
sekitarnya. “Jangan sampai nanti kita melakukan rasionalisasi yang justru menyimpang dari pada fungsinya. Tapi pada saat yang bersamaan juga bagaimana Borobudur itu bisa memberikan kontribusi secara ekonomis kepada masyarakat sekitarnya,” harap Nasaruddin Umar. “Saya kira di Indonesia wisata religi yang paling tinggi pengunjungnya adalah Borobudur. Di susul Istiqlal. Oleh karena itu, jadi rumah ibadah itu mendapat berkah. Mari kita pertahankan orisinalitasnya borobudir. Jangan mengeksploitasi borobudur dan menghilangnkgan kesakralannya,” sebut Menag.

Menag mengatakan, Candi Borobudur adalah candi yang terlindungi, bahkan oleh organisasi dunia, karena itu Masyarakat Indonesia juga harus turut melindungi
Borobudur dari hal-hal yang merusaknya. “Karena itu, saya menghimbau pada masyarakat setempat untuk memberikan apresiasi secara spiritual bahwa bangunan
sakral seperti itu yang dikeramatkan oleh para penganutnya, Tidak usah dipertentangkan. Jadi saya kira inilah kebanggaan Indonesia, inilah kebanggaan dunia. Mari kita rawat bersama,” pungkasnya.

Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) didirikan oleh Ketua Umum DPP WALUBI Ibu Dra. S. Hartati Murdaya pada tahun 1994 sebagai wadah pemersatu
Cendekiawan Buddhis Indonesia berasaskan Pancasila dan Buddha Dharma dengan visi Terwujudnya Cendekiawan Buddhis Indonesia yang Berlandaskan Dharma Agama dan Dharma Negara menuju Indonesia Emas. KCBI beranggotakan Profesor/Guru Besar, Rektor Universitas, Pimpinan Institusi Pendidikan, para Pakar dan lulusan perguruan tinggi di berbagai bidang keilmuan. 

Dalam kesempatan ini, Wakil Ketua Umum DPP KCBI Bapak Karuna Murdaya, B.Sc., M.C.P., yang menyampaikan sambutan dari Pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina KCBI Ibu Hartati Murdaya menyampaikan apresiasinya atas kehadiran para pemangku kepentingan dari berbagai kalangan. “KCBI berharap pemerintah dapat memberikan dukungan dalam kemajuan kebudayaan dan keagamaan khususnya Candi Buddha di Indonesia, mulai dari dukungan regulasi/peraturan, infrastruktur, kemudahan perizinan maupun hal-hal lain yang terkait.” Sementara itu, Ketua Umum Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) YM. Bhikkhu Dhammavuddho Thera juga mengungkapkan semoga kolaborasi ini dapat menghasilkan kebijakan untuk pelestarian dan keberlangsungan candi-candi sebagai warisan budaya dan spiritual bangsa serta menjadikan candi borobudur pusat ibadah umat buddha di Indonesia dan dunia.